TUHAN SUNGGUH, TERAMAT, BENAR-BENAR BAIK
Kasih setiaMu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langit biru
KebaikanMu yang telah Kau nyatakan
Lebih dalam dari lautan
BerkatMu yang telah kuterima
Sempat membuatku terpesona
Apa yang tak pernah kupikirkan
Itu yang Kau sediakan bagiku
Siapakah aku ini Tuhan
Jadi biji mataMu
Dengan apakah kubalas Tuhan
S'lain puji dan sembah Kau
Di atas adalah lagu yang diciptakan oleh Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo yang menggambarkan begitu dekatnya penyair dengan Sumber Penyair. Di dalam lagu tersebut, ada suatu ungkapan begitu baiknya Tuhan dalam kehidupannya. Puncak pernyataan ada pada bagian akhir "dengan apakah kubalas Tuhan?", yang menyatakan bahwa penulis tidak pernah dapat membalas kebaikan Tuhan dan hanya puji dan sembah saja yang dapat dilakukan.
Ketika kamu membaca artikel ini, mari kita kilas balik kehidupan kita mulai dari kita masih kecil dengan kehidupan yang begitu simpel sampai masa sekarang dengan kehidupan yang sangat kompleks, seberapa banyak kebaikan, kemurahan, dan penyertaan-Nya. Kemudian kamu pikirkan lagi seberapa banyak yang telah kamu berikan kepada Tuhan.
(kamu bisa sejenak berhenti membaca untuk mengingat kebaikanNya)
Bisakah kamu menghitung kebaikan, kasih setiaNYA?
Bisakah kamu menghitung berapa banyak?
Adakah yang lagi bersungut-sungut? mengeluh? tidak mempunyai alasan untuk bersyukur dalam segala hal karena terjepit dengan masalah?
Tahukah, ketika kita menghadapi masalah berat, sesungguhnya Dia juga ikut menangis bersama kita, tapi hal itu diizinkan olehNya untuk membentuk hatimu agar kita dapat bertumbuh menjadi serupa denganNya.
Ketika Dia ditelanjangi, dipukul, dicambuk, dihina, diejek, dimahkotai duri, dan diludahi dengan kebencian.
Hampir tidak sadar karena kehilangan banyak darah, Dia dipaksa memikul salib dengan mendaki bukit, dipaku, lalu ditinggalkan untuk menjalani siksaan dimana mati perlahan-lahan karena penyaliban.
Lalu, Yesus menanggung sendiri semua dosa dalam keputusasaan penuh karena Allah memalingkan wajah dari pandangan buruk tersebut. Dalam keputusasaan, Dia berseru : "Eloi, Eloi lama sabakhtani?". Dia bisa saja menyelamatkan diriNya, tapi dengan demikian kita tentu saja tidak akan selamat.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah
Jadi, jangan pernah bertanya-tanya lagi dan mencari alasan apa yang bisa kita syukuri!!!
Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5) dan Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani13:8)
0 komentar:
Posting Komentar