10 Desember 2010
15 November 2010
Yang Terbaik VS Yang Biasa-biasa Saja
Seorang profesor dari sebuah universitas besar akan segera membagikan lembaran ujian akhir, ujian yang paling penting tahun itu untuk kelasnya. Tetapi terlebih dahulu ia memberitahukan kepada para mahasiswanya bahwa ia sangat bangga pada mereka, karena telah berdisiplin dan telah belajar dengan keras. Untuk itu, si profesor mengajukan suatu tawaran istimewa. Katanya, “Siapa yang mau mendapat nilai C otomatis dalam ujian ini tidak perlu mengikuti ujian. Aku akan langsung memberikan kalian nilai C.”
Satu tangan terangkat, diikuti tangan demi tangan hingga setengah dari seluruh mahasiswa memilih tidak mengikuti ujian. Mereka menerima nilai C otomatis dan meninggalkan ruang ujian dengan penuh sukacita.
Profesor itu membagikan lembaran ujian kepada para mahasiswa yang tersisa. Ia meletakkan lembaran-lembaran soal di meja mereka dan meminta mereka untuk tidak membaliknya sebelum ia perintahkan.
Selama beberapa menit berikutnya, profesor itu memberitahukan bahwa mereka akan melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup. Ia memberi selamat kepada mereka karena tidak mau menerima nilai rata-rata. “Kalian bersedia berusaha untuk melakukan yang terbaik, untuk memenuhi potensi tertinggimu, dan kalian akan diberikan upah untuk semua itu seumur hidup kalian,” katanya.
Kemudian professor itu memerintahkan para mahasiswanya untuk membalikkan lembaran ujian. Mereka menemukan bahwa lembaran ujian hanya berisi kalimat yang berbunyi: “Selamat. Anda baru saja mendapatkan nilai A.”
Terlalu sering kita mengambil jalan pintas yang mudah. Kita diam saja dan menerima keadaan biasa-biasa saat kita seharusnya berusaha keras untuk membangun potensi kita.
Nilai C tidak begitu buruk, pikir kita. Aku setuju saja.
(Sumber: It’s Your Time – Joel Osteen)
10 November 2010
MENJADI SAKSI-NYA II
Berikut adalah ringkasan khotbah dari Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo-Pastor's Message Edisi November 2010 :
Mazmur 32 : 8 berkata “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu”
Teman-teman kita sepakat untuk berkata “Tuhan Yesus, Engkau baik, sungguh baik, dan sangat baik kepada saya”. Teman-teman, ini janji Tuhan bahwa Tuhan pada hari-hari ini hendak memberi nasehat, menuntun, memberikan jalan apa yang harus kita lakukan. Mata Tuhan tertuju kepada kita. Supaya kita bisa mengerti sepenuhnya tuntunan Tuhan hari-hari ini, tidak ada jalan lain mata kita harus senantiasa tertuju kepada-Nya.
Teman-teman, sehubungan dengan tuntunan Tuhan yang begitu kuat akhir-akhir ini bahwa “Aku datang segera”. Tuhan berkata pada kita semua bahwa hari-hari ini Tuhan sedang mencurahkan Roh-Nya, ya Tuhan sedang mencurahkan Roh-Nya. Ada 3 tanda waktu Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan Yoel 2 : 28 -32, yaitu tanda pertama ayat 28-29 : “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”
Mulai dari anak kecil, remaja, pemuda, orang tua, kakek, nenek, semua akan dipakai Tuhan. Bukankah itu yang kita lihat hari-hari ini?
Tanda yang kedua di ayat 30 -31 berkata : “Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” ITU ADALAH GONCANGAN. Teman, lihat hari2 ini kita semua meng-amin-kan bahwa GONCANGAN SEDANG TERJADI TERUTAMA DI INDONESIA.
Tapi, melalui tanda pertama dan tanda kedua, tanda ketiga akan terjadi!!! Yaitu pada ayat 32, bahwa akan banyak orang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan, mereka akan diselamatkan!!!
Teman-teman, ternyata Tuhan terus berbicara dari Kisah Para Rasul 1 : 8 berkata : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Teman, hari-hari ini Roh Kudus sedang dicurahkan untuk memberikan kuasa kepada teman-teman dan kepada saya untuk menjadi saksi Yesus. Pesan Tuhan yang sangat…sangat…sangat kuat! Teman-teman dan saya harus menjadi saksi Yesus! Berapa banyak dari kamu ingin menjadi saksi Yesus?!
Mari kita mundur sejenak untuk melihat proses dari murid-murid Tuhan Yesus untuk dijadikan saksi-Nya 2000 tahun yang lalu. Pada waktu mereka sedang berdoa di kamar loteng bertekun dengan sehati bersama-sama, apa yang terjadi?! Roh Kudus dicurahkan di atas mereka. Yang pertama dikatakan seperti tiupan angin keras datang dan setelah itu kedua tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap di kepala mereka masing-masing kemudian penuhlah mereka dengan Roh Kudus dan mereka menjadi saksi Yesus
Teman-teman, Roh Kudus turun dalam bentuk api dan angin. Api itu untuk memurnikan kita sedangkan angin akan mengarahkan setelah kita dimurnikan.
Seperti pesan bulan lalu, di depan ini akan ada penghukuman, pendisiplinan, hajaran seorang ayah kepada anak itu sedang terjadi
Mari kita lihat Indonesia, ada 22 gunung dimana dikatakan 19 dalam keadaan “waspada”, 2 “siaga”, dan 1 “awas”. Ini tidak seperti biasanya. Indonesia sedang digoncang-goncangkan hari-hari ini, tapi ketahuilah TUHAN MEMPUNYAI ACARA DENGAN INDONESIA HARI-HARI INI. Kejadian tsunami aceh 26 Desember 2004; 26 Mei 2004 Gempa besar di Yogyakarta dan sekitarnya; 26 Juni 2010 Gempa bumi di Tasikmalaya; 26 Oktober 2010 Tsunami melanda mentawai dan gunung merapi meletus!!
Tuhan berbicara angka 26 dan hal ini sudah dibukakan kepada semua hamba-hamba Tuhan dan kamu semua dari Hagai 2 : 6 berkata : “sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” Janganlah Takut! Janganlah Takut!! Janganlah Takut!!! Ini pesan dari Tuhan kepada teman-teman dan saya, Janganlah Takut!
Kenapa kita tidak boleh takut?! Sebab ayat 7 – 10 berkata : “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."
Teman-teman, GONCANGAN-GONCANGAN AKAN TERUS TERJADI SUPAYA RUMAH TUHAN INI BERTAMBAH MEGAH, BERTAMBAH BESAR, ARTINYA BANYAK ORANG YANG DISELAMATKAN. Karena itu pesan Tuhan buat teman-teman dan saya, hari-hari ini JADILAH SAKSI YESUS! KABARKAN INJIL!! JANGANLAH TAKUT!!!
Doa Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo sebagai berikut : “Oh Tuhan inilah anak-anakMu, murid-muridMu yang akan Kau jadikan sebagai saksi-saksiMu dan Kau berpesan kepada kami, JANGANLAH TAKUT! JANGANLAH TAKUT!! JANGANLAH TAKUT!!! Tuhan, terima kasih…Engkau berikan kekuatan buat anak-anakMu. Engkau yang melawat anak-anakMu, Engkau yang melawat Indonesia hari-hari ini. Tuhan, Engkau memulihkan, Engkau memberikan mukjizat hari-hari ini kepada Indonesia dan kepada anak-anakMu yang memerlukan semua itu. TERIMA PEMULIHAN! TERIMA MUKJIZAT!! Amin
Ada sebuah lagu yang sangat pendek yang baru pertama kali saya dengar tapi sangat menyentuh hati dibawakan oleh Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo, berikut liriknya :
"Allah yang bela, Siapa Lawan Dia
Lebih dari pemenang, Dalam s’gala hal
Ku pasti dapat lakukan semua
Kristus yang b’ri kekuatan, Oh terpujilah nama-Nya"
Sumber video khotbah : http://www.hmministry.com/media.GBI
(direkomendasikan untuk menyaksikan sendiri video khotbahnya dengan durasi 9 menit)
08 November 2010
Apakah Anda Pribadi Yang Tuhan Cari?
Yeremia 29:7
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 93; Lukas 14; Daniel 1-2
Hari demi hari, jika kita melihat berita yang ditayangkan di berbagai media, kondisi Indonesia semakin tidak menentu. Bencana alam tidak henti-hentinya mendera, gempa bumi, gunung meletus, banjir dan banyak lagi lainnya. Tidak berhenti disana, masyarakat sepertinya dengan mudah terprovokasi sehingga muncul berbagai kericuhan di berbagai wilayah negeri ini.
Banyak orang diluar sana sedang mencari sebuah harapan, mereka bertanya akankah Indonesia menjadi lebih baik. Namun tidak seorang manusia pun bisa menjawab. Apakah Anda mau menjawab pertanyaan mereka?
Saat ini Tuhan sedang mencari seseorang yang mau mempertahankan negeri ini dihadapan-Nya, sama seperti yang diungkapkan-Nya pada Yehezkiel, “Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. ” (Yehezkiel 22:30). Jika di jaman Yehezkiel Tuhan tidak menemukan, pada hal Dia hanya mencari “seorang”, maka hari ini mari berikan diri kita sehingga Tuhan tidak hanya menemukan satu orang saja, namun sebuah generasi yang mau mempertahankan bangsa ini dihadapan Tuhan agar bangsa ini diselamatkan.
Mari pagi ini kita berhenti sejenak dari fokus kepada diri sendiri, dan mengijinkan Tuhan untuk menaruh beban atas bangsa Indonesia dalam hati kita. Mari berdoa bagi pemulihan Indonesia. Mari lepaskan perkataan damai sejahtera atas bangsa ini. Mari kita berseru dan merendahkan diri dihadapan Tuhan, memohon pengampunan atas dosa-dosa negeri ini seperti yang Nehemia lakukan ketika ia mendengar keadaan negerinya yang porak-poranda (Nehemia 1:4).
Tuhan sedang mencari “seorang” yang mau mempertahankan negeri ini dihadapannya. Apakah orang itu Anda?
28 Oktober 2010
Tanggal 26 Punya Arti Bagi Bangsa Indonesia
Tsunami di Aceh tanggal 26 Desember'04, Gempa Jogja 26 Mei 2006, Tasik gempa 26 juni 2010, Tsunami Mentawai 26 Oktober 2010, Merapi Meletus 26 Oktober 2010. Mengapa slalu angka 26? Mari baca Firman Tuhan, di HAGAI 2:6 ; Sebab beginilah Firman Tuhan semesta alam: sedikit waktu lagi maka AKU akan menggoncangkan langit dan bumi,laut dan darat...Ngak ada yang kebetulan dalam TUHAN...TUHAN punya maksud bagi bangsa ini..
15 Oktober 2010
10 Oktober 2010
MENJADI SAKSI-NYA
Pada pertengahan tahun 2010, Tuhan berpesan kepada Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo. Ya, di pertengahan tahun 2010 ini Tuhan berbicara sangat kuat yaitu kita diminta untuk menjadi saksi Tuhan. Kisah Para Rasul 1 : 8 berkata “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Yerusalem diartikan sebagai keluarga, Yudea diartikan sebagai orang seiman atau sebangsa, sedangkan Samaria sebagai orang-orang bukan seiman atau bangsa-bangsa
Teman-teman hari-hari ini Roh Kudus akan turun secara luar biasa untuk memberikan pada teman-teman dan saya kuasa untuk menjadi saksi Yesus.
Baru-baru ini Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo berada di Jerusalem House of Prayer for All Nation, waktu itu beliau akan berbicara (baca : berkhotbah), tiba-tiba beliau berbicara dengan Pastor Tom Hess founder dari Jerusalem House of Prayer for all nation. Tom Hess memberi tahu kepada .Dr.Ir.Niko Njotorahardjo bahwa 2 minggu sebelumnya, Tom Hess mendapatkan 1 visi dari Tuhan, dan itu akan dia umumkan untuk tahun depan. Kemudian Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo bertanya “visi apa itu?”, dan Tom Hess berkata “Kisah Para Rasul 1 : 8, the Great Commission – Amanat Agung!”. Kemudian Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo berkata bahwa sebentar lagi dia justru akan berbicara mengenai hal itu. Tom Hess pun sangat kaget --- hari-hari ini pesan itu sudah diteguhkan di Yerusalem!!!
Pesan Tuhan sangat…sangat…sangat kuat sekali!!, yaitu teman-teman dan saya diminta menjadi saksi Yesus. Roh Kudus sedang turun secara luas biasa!!! 2000 tahun lalu, Roh Kudus turun dalam bentuk angin dan api untuk memperlengkapi murid-murid Tuhan Yesus menjadi saksi-NYA.
Hari-hari ini, Api itu berbicara tentang sesuatu yang akan membakar kotoran-kotoran sesuatu yang tidak benar yang ada dalam kita. Tuhan akan bakar itu!!!. Baru setelah itu kita akan mengerti kemana Tuhan akan mengarahkan kita.
Di depan ini, yang namanya penghukuman dan pendisiplinan akan terjadi secara luar biasa!!! Di Yohanes 3 : 16, Allah mengutus anak-Nya dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkan oleh karena Dia. Siapa yang tidak percaya, dia akan dibawah penghukuman dan akan segera terjadi. Tapi penghukuman dan pendisiplinan bagi mereka yang tidak mau menginjil juga akan terjadi!!! Paulus berkata “celakalah aku, kalau sampai aku tidak menginjil!”. Seperti kisah Yunus juga!!! (saya rasa semua teman-teman sudah tahu cerita itu), tapi Yunus bertobat dan memberitakan firman dari Tuhan.
Pertanyaannya. Kenapa Yunus tidak mau menginjil? Karena ada kebencian di dalam hatinya kepada orang Asyur! Teman-teman, hati-hatilah dengan hatimu!!! Tuhan berkata “jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan”.
Pdt.Dr.Ir.Niko Njotorahardjo berkata “saudara yang punya hati kotor, benci, dan uneg-uneg, saya percaya hari-hari ini, saudara segan untuk menginjil!!!”. Di hadapan kita diperhadapkan sesuatu penghukuman, pendisiplinan, Api Roh Kudus sedang turun untuk membakar hal-hal yang tidak benar.
Pertanyaannya, teman-teman bangun di atas dasar Tuhan Yesus dari bahan apa? Emas, perak, batu permata, rumput kering, kayu, atau jerami? Yang mana? Api itu yang akan menentukan!!
Sekali lagi pertanyaan. Ada berapa banyak dari teman-teman akan menanggapi Firman ini?
MenyenangkanMu…senangkanMu
Hanya itu kerinduanku…
Menyenangkanmu senangkan hatiMu…
Hanya itu kerinduanku….
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”
Inilah pesan khotbah di atas! teman-teman harus menonton ini!! bayar harga!!!
25 September 2010
Smile With Your Heart
Teman-teman, berikut ini adalah suatu kisah yang saya dapatkan kiriman dari seorang teman melalui email, dan saya rindu untuk berbagi dengan teman-teman B_Youth.......
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.
Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya,dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya.
Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya.
Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, Kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.
Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.
Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya. Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi.
Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
------------------------------------------------------------
Teman-teman, banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI
Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!
Ingatlah, Dalam Matius 25 : 35 tertulis, "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku".
Di ayat selanjutnya Mat 25 : 40 tertulis, "Dan Raja itu akan menjawab mereka : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku"
Di ayat-ayat berikutnya tertulis suatu hal yang lebih mengerikan dimana Tuhan mengatakan manusia yang berada di sebelah kiriNYA sebagai terkutuk untuk dihukum dalam api yang kekal!!! apa yang dilakukan mereka? mereka tidak melakukan hal-hal tadi.... (Mat 25:41-46)
----------------------------------------------------NN
02 Mei 2010
What Faith Can Do?
Everybody falls sometimes
Gotta find the strength to rise
From the ashes and make a new beginning
Anyone can feel the ache
You think its more than you can take
But you are stronger, stronger than you know
Don't you give up now
The sun will soon be shining
You gotta face the clouds
To find the silver lining
I've seen dreams that move the mountains
Hope that doesn't ever end
Even when the sky is falling
And I've seen miracles just happen
Silent prayers get answered
Broken hearts become brand new
That's what faith can do
It doesn't matter what you've heard
Impossible is not a word
It's just a reason for someone not to try
Everybody's scared to death
When they decide to take that step
Out on the water
It'll be alright
Life is so much more
Than what your eyes are seeing
You will find your way
If you keep believing
I've seen dreams that move the mountains
Hope that doesn't ever end
Even when the sky is falling
And I've seen miracles just happen
Silent prayers get answered
Broken hearts become brand new
That's what faith can do
Overcome the odds
You don't have a chance
(That's what faith can do)
When the world says you can't
It'll tell you that you can!
I've seen dreams that move the mountains
Hope that doesn't ever end
Even when the sky is falling
And I've seen miracles just happen
Silent prayers get answered
Broken hearts become brand new
That's what faith can do
That's what faith can do!
Even if you fall sometimes
You will have the strength to rise
Terjemahannya :
Semua orang kadang-kadang jatuh
Harus menemukan kekuatan untuk bangkit
Dari abu dan membuat sebuah awal yang baru
Setiap orang dapat merasakan sakit
Kau berpikir rasa sakit itu lebih dari yang dapat kau tanggung
Tapi kau lebih kuat, lebih kuat daripada yang kau tahu
Jangan menyerah sekarang
Matahari akan segera bersinar
Anda harus menghadapi awan
Untuk menemukan lapisan perak
Aku pernah melihat mimpi yang menggerakkan gunung
Harapan yang tidak pernah berakhir
Bahkan ketika langit akan runtuh
Dan aku telah melihat mukjizat terjadi
Doa tersembunyi yang mendapatkan jawabannya
Patah hati menjadi semangat yang baru
Itulah yang dapat dilakukan Iman
Tidak peduli apa yang Anda dengar
Kemustahilan bukan kata
Itu hanya alasan bagi seseorang untuk tidak mencoba
Semua orang takut mati
Ketika mereka memutuskan untuk mengambil langkah itu
Di air
Semuanya akan baik-baik saja
Hidup jauh lebih baik
Daripada yang dilihat oleh matamu
Anda akan menemukan jalannya
Jika Anda terus percaya
Aku pernah melihat mimpi yang menggerakkan gunung
Harapan yang tidak pernah berakhir
Bahkan ketika langit akan runtuh
Dan aku telah melihat mukjizat terjadi
Doa tersembunyi yang mendapatkan jawabannya
Patah hati menjadi semangat yang baru
Itulah yang dapat dilakukan Iman
Mengatasi perbedaan
Anda tidak memiliki kesempatan
(Itu yang iman dapat dilakukan)
Ketika dunia bilang Anda tidak bisa
Itu akan memberitahu Anda bahwa Anda bisa!
Aku pernah melihat mimpi yang menggerakkan gunung
Harapan yang tidak pernah berakhir
Bahkan ketika langit akan runtuh
Dan aku telah melihat mukjizat terjadi
Doa tersembunyi yang mendapatkan jawabannya
Patah hati menjadi semangat yang baru
Itulah yang dapat dilakukan Iman
Itulah iman dapat lakukan!
Bahkan jika Anda kadang-kadang jatuh
Anda akan memiliki kekuatan untuk bangkit
Nah teman-teman B-Youth, inilah lagu dari lirik di atas
dinyanyikan oleh Kutless
04 April 2010
3:16 ANGKA PENGHARAPAN (by : Max Lucado)
Karena ALLAH begitu mengasihi dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang Tunggal
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa
melainkan beroleh HIDUP YANG KEKAL
( KJV John 3:16)
Parade harapan dua puluh enam kata : bermula dengan ALLAH, berakhir dengan HIDUP YANG KEKAL...
dan mendorong kita untuk melakukan hal yang sama...
Cukup singkat untuk ditulis di kertas atau dihafalkan sebentar...
Tetapi cukup solid untuk menahan badai dan pertanyaan selama kurang lebih dua ribu tahun...
Jika Anda tidak mengetahui apa-apa tentang Alkitab, mulailah dari sini...
Jika Anda mengetahui segalanya dalam Alkitab, kembalilah ke sini...
Kita semua butuh pengingat ulang...
Inti permasalahan manusia adalah hati manusia...
Dan pengobatan Allah diresepkan dalam Yohanes 3 : 16
Dia mengasihi... Dia memberikan...
Kita percaya... Kita Hidup...
HAPPY EASTER... GBU
30 Maret 2010
Telur Paskah
Kemudian pernahkah Anda perhatikan bahwa dikartu ucapan selamat paskah, biasanya selain gambar bunga ada juga gambar kelinci? Nah, apa hubungan Paskah dengan telur dan kelinci? Hubungan secara langsung sebenarnya tidak ada. Inilah latar belakang lahirnya tradisi merayakan Paskah dengan telur dan kelinci.
Tradisi
Pada jaman abad-abad permulaan, di Inggris orang sudah mengenal Dewi Eostre (di Jerman: Dewi Austro) sebagai Dewi musim semi atau Dewi kesuburan dan perpanjangan hidup, yang kira-kira dapat dibandingkan dengan Dewi Sri di Indonesia.
Hari Paskah selalu jatuh di sekitar- hari-hari perayaan Dewi Eostre itu. Sebab itu lambat laun orang mengambil alih perayaan Dewi Oestre itu. Kata Inggris dan Jerman untuk Paskah yaitu Easter atau Ostern, diambil dari nama Dewi Eostre atau Austro itu. Juga kegiatan perayaan itu diambil alih dan diberi dengan isi yang baru.
Bagitulah telur yang semula adalah lambang cikal bakal kehidupan diambil alih menjadi lambang bangkitnya kehidupan. Kelinci yang semua adalah lambang kesuburan (karena dapat berkembang biak dengan cepat) diambil alih dan diberi arti paskah, yaitu lambang kehidupan yang berlimpah dalam kristus.
Bagi orang di belahan bumi utara. Paskah bertepatan dengnan musim semi. Musim semi adalah musim yang memperlihatkan munculnya kembali kehidupan. Pohon-pohon yang selama musim gugur dan musim dingin menjadi gundul, kini mulai bertunas. Bunga mulai bermekaran. Binatang-binatang mulai keluar dari perlindungannya. kehidupan dimulai lagi.
Demikianlah orang-orang kristen sejak jaman itu mengambil alih perayaan itu. Lambang telur dan kelinci pun diambil alih dan dijadikan lambang bahwa oleh kebangkitan kristus, hidup kita dimulai lagi secara baru untuk menjadi hidup yang bersemi dan berlimpah.
Buka esensi
Ingat, telur dan kelinci itu hanyalah aksesoris atau hiasan Paskah yang dipakai untuk membuat orang kristiani lebih mendalami arti paskah. Jangan sampai hal-hal yang aksesoris itu dikultuskan atau disembah, dan pengorbanan Kristus yang merupakan esensi Paskah justru dilupakan serta terlupakan.
Selama lebih dari 100 tahun, anak-anak datang ke halaman gedung putih pada hari senin setelah Paskah, untuk ikut berburu telur paskah. Dengan begitu banyaknya acara yang berlangsung, muncul komersialisasi. Dan ironisnya, buka Tuhan Yesus yang ditonjolkan, melainkan telur dan kelinci Paskah.
Hati-hati, kalau yang aksesoris itu pamornya melebihi yang esensi lebih baik ditinggalkan dan kembali fokus memberitakan esensi, yaitu Tuhan Yesus. Jangan sampai, ketika paskah tiba, kita menjadi sukacita, bukan karena memperingati kebangkitan yesus, melainkan menanti datangnya lomba mencari telur.
Lebih jauh, rentang waktu yang lama membuat orang banyak mulai lupa dan menganggap remeh pengorbanan Yesus di kayu salib, bahkan ada yang menyebut peristiwa itu sebagai dongeng atau cerita kuno yang sangat dramatis dan menguras air mata.
Tidak sedikit orang-orang Kristiani yang terharu dan menangis tersedu-sedu ketika melihat penayangan film penyaliban Kristus "Passion of the Christ", tetapi tidak memahami betapa Dia telah meniti jalan penderitaan untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk mereka yang menonton. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan DiriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8)
Bagi banyak orang, paskah identik dengan telur yang akan dibagi-bagikan, tetapi sesungguhnya Paskah adalah kemenangan kristus, yang mengalahkan kuasa maut (kematian) melalui kebangkitanNya. Tanpa kebangkitanNya, iman Kristen menjadi sia-sia belaka. Tanpa kebangkitanNya maka kepercayaan kita kepadaNya tidak berarti apa-apa dan kita tetap akan mengalami kebinasaan karena dosa. Tetapi sebaliknya, karena kebangkitanNya kita sekarang memiliki pengharapan dan masa depan yang pasti.
Read more...
13 Maret 2010
PERTUMBUHAN YANG TERHIMPIT
Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. (Luk 8:14)
Bacaan : Lukas 8 : 4 - 15
Bacaan Setahun : Bilangan 7 – 8; Markus 4:21 – 41
Saya punya seorang teman yang gemar membaca buku rohani, mengikuti kegiatan pembinaan iman, dan bersemangat sekali ketika berbicara tentang teologia. Ia juga aktif melayani. Banyak orang menghormatinya sebagai orang kristiani yang baik. Namun, alangkah terkejutnya saya ketika suatu hari ia mengaku telah meninggalkan iman kristiani. Ternyata dari pengakuan teman-teman dekatnya, ia sesungguhnya belum melepaskan gaya hidup foya-foya. Itu sebabnya dalam keseharian pun ia sangat labil. Bisa tiba-tiba kehilangan antusiasme dalam pelayanan atau susah bekerja sama dengan rekan lain.
Yesus berbicara tentang hal seperti ini ketika membicarakan firman yang jatuh di tanah bersemak duri. Firman itu memang bertumbuh. Memang menghasilkan buah. Namun, pertumbuhannya terimpit, sehingga buahnya tidak matang. Ada pengaruh lain yang mengimpit pertumbuhan firman. Kekhawatiran, kekayaan, dan kenikmatan hidup adalah tiga pengimpit yang disebut Yesus di sini. Dan pada masa modern sekarang ini, kenikmatan hidup merupakan salah satu tantangan berat yang kita hadapi. Ia meracuni pikiran kita, sehingga firman yang kita terima tak dapat bertumbuh.
Dalam dunia yang semakin menekan kita untuk mengejar kenikmatan hidup, sangatlah penting bagi kita untuk lebih banyak membaca firman Allah. Dengan menyerap sebanyak mungkin kebenaran firman, kita akan memiliki hikmat untuk menjaga hati. Dunia ini terus menaburkan “semak kenikmatan hidup”—melalui apa yang kita baca, tonton, dan nikmati—yang bisa berakar di hati kita. Maka, kita perlu memilih aktivitas yang mendukung kerohanian. Agar firman-Nya leluasa membarui hidup kita.
CEGAHLAH KEDUNIAWIAN
MENGIMPIT PERTUMBUHAN FIRMAN TUHAN DI HATI KITA
____________________________________________
Lukas 8 : 4 – 15
8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
MENYENANGKAN TUHAN
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia,
melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. ( 1 Tes 2 : 4 )
Bacaan : 1 Tesalonika 2 : 1 – 6
Bacaan Setahun : Bilangan 4 -6; Markus 4:1-20
Ada cerita tentang seorang bapak dengan anak laki-laki dan keledainya. Mereka menuntun keledainya hendak ke pasar. Sang bapak berjalan di samping, sedang anaknya duduk di atas keledai. Beberapa orang yang melihat berkata, “Anak itu tidak memiliki rasa hormat kepada orangtua, masak bapaknya berjalan, dianya sendiri naik keledai?” Tidak enak mendengar kata-kata itu, sang bapak gantian duduk di atas keledai, dan anaknya berjalan.
Orang-orang yang melihat berkata pula, “Kok tega sekali orangtua itu, enak-enak duduk di atas keledai sedang anaknya dibiarkan berjalan?” Mendengar itu, sang bapak meminta anaknya duduk di atas keledai bersamanya. Namun, orang-orang yang melihat berkata, “Kejam sekali, masak keledai tua begitu ditunggangi dua orang?” Bapak dan anak itu pun turun dari keledai dan berjalan beriringan. Ternyata omongan orang-orang tidak berhenti sampai di situ. Beberapa orang yang melihat mereka berkata pula, “Dasar bodoh, punya keledai kok tidak ditunggangi?”
Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Apabila kita berusaha menyenangkan semua orang, seperti bapak-anak dalam cerita di atas, kita akan “capek” dan “bingung” sendiri. Panggilan kita hidup di dunia ini bukanlah untuk menyenangkan hati manusia, tetapi menyenangkan hati Tuhan. Karena itu, standar atau ukuran atas sikap dan perilaku kita adalah Tuhan sendiri; apakah sikap dan tindakan kita menyenangkan Tuhan. Seperti kata Rasul Paulus, “Maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita” (ayat 4).
PANGGILAN HIDUP KITA
ADALAH MENYENANGKAN TUHAN
____________________________________________
1 Tesalonika 2 : 1 – 6
2:1 Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
2:2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
2:3 Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
2:4 Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
2:5 Karena kami tidak pernah bermulut manis -- hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi --
2:6 juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
11 Februari 2010
3 Hal Dalam Hidup
3 hal dalam hidup yang tak pernah kembali:
1. Waktu
2. Perkataan
3. Kesempatan
Kita tak bisa memutar kembali waktu, tapi kita bisa menciptakan kenangan dengan waktu yang masih kita punya dan memanfaatkan waktu yang ada, walau sebentar, untuk menciptakan kenangan yang berarti^^
Time is free but it's priceless, u can't own it but u can use it. U can't keep it but u can spend it =)
Kita tak bisa menarik ucapan kasar yang keluar dari mulut kita atau statement yang telah membuat harga diri kita lebih penting dari pada menariknya kembali dan mengucapkan maaf.
Kita tak bisa menghapus caci maki yang telah kita katakan hingga membuat orang lain marah, terluka atau menangis.
*Tapi kita bisa membuat apa yang selanjutnya keluar dari mulut kita menjadi lebih banyak pujian dibanding caci maki, lebih banyak syukur dan terima kasih dari pada keluhan atau komplain, dan lebih banyak nasihat positif dari pada sulutan amarah^^
Kita tak bisa mendapatkan kembali kesempatan yang sudah kita lewatkan.
*Tapi kita bisa menciptakan peluang untuk membuat kesempatan-kesempatan lain datang dalam hidup kita dengan lebih memperhatikannya^^
3 hal dalam hidup yang tak boleh hilang:
1. Kehormatan
2. Kejujuran
3. Harapan
Jika kita tidak memiliki uang, dan masih memiliki kehormatan, maka bersyukurlah karena kehormatan merupakan salah satu kekayaan yang masih berharga di mata orang lain.
Jika kita telah kehilangan kehormatan dan ingin memulihkannya, maka pergunakanlah kejujuran untuk meraih kehormatan kita kembali karena orang-orang yang jujur adalah orang-orang yang terhormat.
Jika kita telah kehilangan kehormatan karena ketidakjujuran kita, milikilah harapan bahwa suatu saat mereka akan mengerti alasan dibalik semuanya. Milikilah harapan bahwa kita bisa memperbaiki kehormatan meski dengan susah payah. Milikilah harapan bahwa meski banyak orang yang takkan lagi percaya karena kita pernah melakukan hal-hal yang tidak jujur, pada waktunya nanti, mereka akan melihat sendiri upaya kita^^
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah berjaga hingga kelesuan itu lesu menemanimu.
Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan^^
3 hal dalam hidup yang paling berharga:
1. Keluarga
2. Sahabat
3. Cinta
Kekayaan bukan soal berapa banyak uang yang anda miliki.
Kekayaan adalah apa yang masih anda miliki saat anda kehilangan semua uang anda.
Jika anda kehilangan semua uang anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki keluarga.
Jika anda kehilangan semua keluarga anda, ingatlah bahwa anda masih memiliki sahabat.
What is the difference between blood and friend?
>>Blood enters the heart and flows out, but friend enters the heart and stay inside.
Jika anda kehilangan semua keluarga anda dan tak ada satu pun sahabat, maka ingatlah bahwa anda masih memiliki cinta untuk mendapatkan mereka kembali, untuk mengenang masa-masa indah bersama mereka dan untuk menciptakan persahabatan yang baru dengan kehangatan kasih yang mampu anda berikan^^
If love hurts, then love some more.
If love hurts some more, then love even more.
If love hurts even more, then love till its hurt no more
Sumber : renungan-harian-kita.blogspot.com
08 Februari 2010
THE SECOND COMING (William Butler Yeats_1919)
'The Second Coming' is a poem composed by Irish poet William Butler Yeats in 1919. “The Second Coming”, refers to the Christian prophecy in the Bible’s Book of Revelation that Jesus will return to reign over Earth in the end times. Many opinions or comments might occur, so.. give your comment bellow… God bless…(sar)
The Second Coming
Turning and turning in the widening gyre
The falcon cannot hear the falconer;
Things fall apart; the centre cannot hold;
Mere anarchy is loosed upon the world,
The blood-dimmed tide is loosed, and everywhere
The ceremony of innocence is drowned;
The best lack all conviction, while the worst
Are full of passionate intensity.
Surely some revelation is at hand;
Surely the Second Coming is at hand.
The Second Coming! Hardly are those words out
When a vast image out of Spiritus Mundi
Troubles my sight: a waste of desert sand;
A shape with lion body and the head of a man,
A gaze blank and pitiless as the sun,
Is moving its slow thighs, while all about it
Wind shadows of the indignant desert birds.
The darkness drops again but now I know
That twenty centuries of stony sleep
Were vexed to nightmare by a rocking cradle,
And what rough beast, its hour come round at last,
Slouches towards Bethlehem to be born?
The word gyre in the poem's first line may be used in a sense drawn from Yeats's book A Vision, which sets out a theory of history and metaphysics which Yeats claimed to have received from spirits. The theory of history articulated in A Vision centers on a diagram composed of two conic helixes ("gyres"), one situated inside the other, so that the widest part of one cone occupies the same plane as the tip of the other cone, and vice versa. Yeats claimed that this image captured contrary motions inherent within the process of history, and he divided each gyre into different regions that represented particular kinds of historical periods (and could also represent the psychological phases of an individual's development). Yeats believed that in 1921 the world was on the threshold of an apocalyptic moment, as history reached the end of the outer gyre and began moving along the inner gyre.
The lines "The best lack all conviction, while the worst / Are full of passionate intensity" can be read as a paraphrase of one of the most famous passages from Percy Bysshe Shelley's Prometheus Unbound, a book which Yeats, by his own admission, regarded from his childhood with religious awe:
In each human heart terror survives
The raven [ruin?] it has gorged: the loftiest fear
All that they would disdain to think were true:
Hypocrisy and custom make their minds
The fanes of many a worship, now outworn.
They dare not devise good for man's estate,
And yet they know not that they do not dare.
In the early drafts of the poem, Yeats used the phrase "the Second Birth", but substituted the phrase "Second Coming" while revising. The Second Coming of Christ referred to in the Biblical Book of Revelation is here described as an approaching dark force with a ghastly and dangerous purpose. Though Yeats's description has nothing in common with the typically envisioned Christian concept of the Second Coming of Christ, as his description of the figure in the poem is nothing at all like the image of Christ, it fits with his view that something strange and heretofore unthinkable would come to succeed Christianity, just as Christ transformed the world upon his appearance.
The "spiritus mundi" (Latin "spirit of the world") is a reference to Yeats' belief that each human mind is linked to a single vast intelligence, and that this intelligence causes certain universal symbols to appear in individual minds. Carl Jung's book The Psychology of the Unconscious, published in 1912, could have had an influence, with its idea of the collective unconscious.
The sphinx or sphinx-like beast described in the poem had long captivated Yeats' imagination. He wrote the Introduction to his play The Resurrection, "I began to imagine [around 1904], as always at my left side just out of the range of sight, a brazen winged beast which I associated with laughing, ecstatic destruction", noting that the beast was "Afterwards described in my poem 'The Second Coming". However, there are some differences between the two characters, mainly that the figure in the poem has no wings.
The phrase "stony sleep" is drawn from the mythology of William Blake. In Blake's poem, Urizen falls, unable to bear the battle in heaven he has provoked. To ward off the fiery wrath of his vengeful brother Eternals, he frames a rocky womb for himself: "But Urizen laid in a stony sleep / Unorganiz'd, rent from Eternity." During this stony sleep, Urizen goes through seven ages of creation-birth as fallen man, until he emerges. This is the man who becomes the Sphinx of Egypt.
=======================
.......“The Second Coming,” of course, refers to the Christian prophecy in the Bible’s Book of Revelation that Jesus will return to reign over Earth in the end times. But Yeats had his own mystical view of the history and future end of the world, embodied in his image of the “gyres,” cone-shaped spirals that intersect so that each gyre’s narrowest point is contained inside the widest part of the other. The gyres represent different elemental forces in the historical cycles (or different strains in the development of an individual human psyche), each beginning in the purity of a concentrated point and dissipating/degenerating into chaos (or vice versa)—and his poem describes an apocalypse very different from the Christian vision of the end of the world.....
..........It has been said that the essence of great poems is their mystery, and that is certainly true of “The Second Coming.” It is a mystery, it describes a mystery, it offers distinct and resonant images, but opens itself to infinite layers of interpretation......"
(Bob Holman & Margery Snyder:
Things Fall Apart: A Guide to William Butler Yeats’ “The Second Coming”)
http://poetry.about.com/od/poems/a/2ndcomingguide.htm
04 Januari 2010
Kesaksian Jim Caviezel - Pemeran The Passion of The Christ
Jim Caviezel adalah seorang aktor biasa dengan peran-peran kecil dalam film-film yang juga tidak besar. Peran terbaik yang pernah dimilikinya (sebelum The Passion) adalah sebuah film perang yang berjudul “The Thin Red Line”. Itupun hanya salah satu peran dari begitu banyak aktor besar yang berperan dalam film kolosal tersebut.
Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya.
Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.
“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.’
Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.
Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.
Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.
Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood. Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.
Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?”
Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”.
Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!
Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.
Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini.
Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.
Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.
Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.
Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.
Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.
Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan.
Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.
Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.
Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu.
Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini.
Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.
Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm.
Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyekit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.
Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan ke adegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa.
Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia.
Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.
Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar.
Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri.
Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!”.
“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.
Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.
Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.
Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.
Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.
Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.